♣️ Proses Terjadinya Alkitab Disebut Dengan

Karenaair tanah ini memiliki peranan untuk menjaga keseimbangan ekosistem tumbuhan. Proses terbentuknya air tanah ini bermula dari air yang bergerak meninggalkan tanah ke udara melalui proses penguapan. Lantas kemudian air yang menguap tersebut menjadi awan. Setelah menjadi awan, turun lagi ke tanah dalam bentuk air hujan. Berikutproses yang terjadi selama fertilisasi atau pembuahan. 1. Ejakulasi pada pria. Pada saat berhubungan seksual dengan pasangan, pria akan mencapai orgasme dan menghasilkan ejakulasi. Ejakulasi yang dihasilkan ini akan mendorong cairan semen atau air mani yang mengandung sperma masuk ke dalam vagina menuju leher rahim. Sedangkanmuson Timur adalah angin yang bertiup antara bulan April hingga bulan Oktober. Kedua angin ini tentu memiliki dampaknya. 1. Dampak positif angin muson barat. - Tanaman menjadi lebih hijau. - Mengurangi polusi udara. - Tidak perlu menggunakan perairan di sawah. - Mengurangi Resiko kebakaran hutan. 2. Prosesbagaimana terjadinya Bumi dan tata surya kita menjadi bahan perdebatan diantara para ilmuwan. Dalam buku Pengantar Geologi (2014) karya Djauhari Noor, banyak pemikiran-pemikiran yang sudah dikemukakan untuk menjelaskan terjadinya planet-planet yang menghuni tata surya kita. Berikut beberapa teori proses pembentukan bumi, yakni: AwalMula dan Proses Terjadinya Emas di Bumi. Emas yang terjadi karena perubahan gen akibat lingkungan atau dalam bahasa Sanskrit disebut jval, dalam bahasa Yunani disebut χρυσος = chrysos, dalam bahasa Latin disebut aurum, dan dikenal dalam bahasa Inggeris dengan gold, merupakan logam yang sangat berharga sejak dulu, bahkan sejak zaman Gejalayang menimpa 85% perempuan inilah yang biasa disebut dengan istilah PMS (Premenstrual Syndrome). Seperti dijelaskan disini: Tanda-tanda Menstruasi Akan Segera Datang. Manfaat mengetahui proses terjadinya menstruasi. Seperti disampaikan di awal tadi, ada manfaatnya kalau kita tahu soal proses terjadinya menstruasi. ProsesTerjadinya Hujan dan Tahapannya. Tersedianya ProsesTerjadinya Karst. Proses terbentuknya karst atau yang disebut dengan karstifikasi membutuhkan waktu jutaan tahun, yang dipengaruhi oleh faktor-faktor geologi, fisika, kimia, dan biologi. Rincian proses terbentuknya karst yaitu sebagai berikut: Karstifikasi diawali dengan pergerakan lempeng bumi yang bersifat dinamis. ReformasiGereja adalah awal yang baru untuk kita memahami Tuhan lebih dalam lagi. Kiranya kita tidak menyia-nyiakan kesempatan yang ada saat ini untuk semakin dalam lagi mengenal Tuhan. Dengan memahami Reformasi Gereja, kita seharusnya juga bisa semakin memahami makna keselamatan yang kita miliki. Tuhan memberkati. pd41K. Apakah Alkitab yg ada pada kita sekarang turun begitu saja dari langit? ataukah ada prosesnya sehingga terbentuk seperti sekarang? ya tentunya ada. proses itu dinamakan kanonisasi. Kanonisasi Alkitab Kata “kanon” berasal dari kata Yunani kanōn dan kanē yang merupakan kata pinjaman dari bahasa Semit kaneh yang berarti “tongkat pengukur.” Jadi, kanon Alkitab menunjuk pada sekumpulan kitab yang dengan ukuran tertentu sekaligus menjadi ukuran iman, ajaran dan tradisi Kristen. Persoalan awal kanonisasi justru terletak pada isu Apa yang menjadi ukuran dalam menentukan kanon? Apa kanon bagi kanon? Hal ini akan dibahas lebih lanjut belakangan. Namun cukup untuk sementara mengatakan bahwa pertanyaan singkat di atas ternyata menghasilkan kepelbagaian pandangan dan hasil kanonisasi itu sendiri; mulai dari Gereja Katolik Roma hingga gereja-gereja Protestant. Karena proses kanonisasi Alkitab berbeda antara Perjanjian Lama dan Perjanjian Baru, maka masing-masing akan dibahas secara tersendiri. Kanonisasi Perjanjian Lama Alkitab Ibrani sering dikenal dengan nama TaNaKH Torah, Nevi’im dan Ketuvim – kitab-kitab Taurat, kitab-kitab para nabi dan kitab-kitab lain. Proses kanonisasi PL yang pertama dikenal berlangsung pada masa pemerintahan raja Yosia 622 BCE, yang sering diberi nama Gerakan Reformasi Deuteronomis. Gerakan ini berhasil menghimpun dan mengedit dari berbagai sumber menjadi satu kumpulan Taurat Torah yang terdiri dari 5 kitab. Kitab nabi-kabi ditambahkan kemudian oleh para imam yang dibuang ke pembuangan 586-539 BCE. Yang disebut kitab nabi-nabi nevi’im terdiri atas kumpulan kitab nabi-nabi terdahulu Yosua, Hakim-hakim, Samuel dan Raja-raja dan kumpulan kitab nabi-nabi terkemudian. Bagian ketiga kanon Alkitab Ibrani ketuvim ditambahkan setelah mereka pulang dari pembuangan, kemungkinan besar pada masa Ezra dan Nehemia. Termasuk di dalamnya Mazmur, Amsal, Ayub, 5 Megillot Kidung Agung, Ruth, Ratapan, Pengkotbah, dan Ester, Daniel, Ezra dan Nehemia sebagai satu buku dan Tawarikh. Yang menarik, kutipan-kutipan yang mengacu pada Alkitab Ibrani, yang banyak dijumpai di PB, sebenarnya mengacu pada tiga kumpulan kitab-kitab di atas, yang masih berada pada bentuk yang tidak ketat. Yesus, misalnya, sering mengacu pada “hukum Taurat dan kitab para nabi” Mt. Lk. dan sekali pada “kitab Taurat Musa dan kitab nabi-nabi dan kitab Mazmur” Lk. Baru pada tahun 70 CE, setelah runtuhnya Yerusalem, pemuka-pemuka Yahudi mengadakan Sidang Sinode di Jamnia, untuk menentukan secara pasti kitab-kitab apa yang diakui dan masuk ke dalam Alkitab Ibrani. Di sidang itulah kanon PL bagi orang-orang Yahudi diputuskan secara final. Namun ini tidak berarti bahwa dengan sendirinya kanon Ibrani itu menjadi kanon PL umat Kristen. Gereja Kristen perdana menerima Alkitabnya PL dari orang-orang Yahudi berbahasa Yunani. Tentu saja Alkitab yang mereka terima adalah Alkitab yang sudah diterjemahkan ke dalam bahasa Yunani sering disebut “Alkitab Alexandria”, yang dikenal dengan nama Septuaginta atau LXX karena dikerjakan oleh sekitar 70 ahli dari Alexandria. Perbedaan paling mencolok antara “Alkitab Ibrani” dan “Alkitab Alexandria” terletak pada klasifikasi yg dipergunakan dan jumlah kitab yang dikoleksi masing-masing. Jika Alkitab Ibrani memakai klasifikasi TANAKH, Alkitab Alexandria memakai klasifikasi berdasarkan jenis sastranya sejarah, puisi, kebijaksanaan dan nabi-nabi. Jumlah yang dikoleksi masing-masing Alkitab juga berbeda. Dalam tulisan bapa-bapa gereja misalnya Augustinus, Origenes dan Athanasius, kitab-kitab tambahan yang tidak termasuk dalam Alkitab Ibrani dikutip dan diakui sebagai kitab suci pula. Perbedaan inilah yang kemudian memunculkan perdebatan sengit antara gereja Katolik dan gereja Protestan. Sementara gereja Katolik Roma mengakui “Alkitab Alexandria” yang dipakai dalam kehidupan gereja selama ini sebagai dasar pembentukan Alkitab PL Kristen, gereja Protestan mengakui “Alkitab Ibrani” sebagai Alkitab PL Kristen. Kitab-kitab lain yang ada di dalam “Alkitab Alexandria” dan yang tidak ada di dalam “Alkitab Ibrani” itu kemudian disebut sebagai deuterokanonika sebutan oleh gereja Katolik atau kitab-kitab apokrif sebutan oleh gereja Protestan, yang artinya “tersembunyi”. Agak sukar mendaftarkan kitab-kitab apa saja yang ditambahkan ke dalam LXX, karena LXX sendiri memiliki beberapa versi. Misalnya dikenal tiga versi yang paling penting Codex Vaticanus abad ke-4, Codex Alexandrinus abad ke-5 dan Codex Sinaiticus abad ke-4. Namun prinsipnya LXX inilah yang kemudian diterima oleh Gereja Katolik Roma sebagai dasar Alkitab PL. Di dalam Konsili Trente 1546 ditetapkanlah berdasarkan LXX, susunan Alkitab PL yang diakui oleh Gereja Katolik Roma. Daftar kitab-kitab lain apokrif dalam Kitab Suci PL menurut Gereja Orthodox ternyata lebih panjang lagi. Genesis Exodus Leviticus Numbers Deuteronomy Joshua Judges Ruth 1 Samuel 2 Samuel 1 Kings 2 Kings 1 Chronicles 2 Chronicles Ezra Nehemiah Tobit Judith Esther + additions to Esther 1 Maccabees 2 Maccabees Job Psalms Proverbs Ecclesiastes Song of Songs Wisdom of Solomon Sirach Ecclesiasticus Isaiah Jeremiah Lamentations Baruch includes Letter of Jeremiah Ezekiel Daniel + Susanna & Bel and the Dragon Hosea Joel Amos Obadiah Jonah Micah Nahum Habakkuk Zephaniah Haggai Zecariah Malachi Dalam praktik, masalah kemudian muncul, karena beberapa doktrin gereja Katolik memperoleh dasarnya dari kitab-kitab deuterokanonika ini. Misalnya ajaran mengenai arwah dan api penyucian 2 Makabe 1238-45. Jadi, sebenarnya, pertanyaan “siapa yang menambahi Alkitab?” pertanyaan dari kalangan Protestan atau “siapa yang mengurangi Alkitab?” pertanyaan dari kalangan Katolik bermuara dari perbedaan ini. Kanonisasi Perjanjian Baru Kanonisasi Perjanjian Baru memiliki latar belakang yang jauh berbeda. Sejak gereja perdana, Kristus yang bangkit menjadi “ukuran iman” rule of faith, regulum fidei. Iman pada Kristus itu diturunalihkan dari satu generasi ke generasi lain, baik melalui tradisi oral kisah kehidupan, kematian dan kebangkitan Kristus maupun melalui surat-surat dari para rasul kepada jemaat-jemaat. Namun, masalahnya kemudian, ketika Injil tersebar dan bersentuhan dengan banyak budaya, filsafat dan agama, “Kristus yang bangkit” sebagai regulum fidei itu kemudian diinterpretasi secara berbeda dan bahkan berlawanan satu dengan yang lain, yg muncul lewat banyak tulisan, injil dan surat. Banyak dari ajaran-ajaran tersebut di kemudian hari dicap sebagai unorthodox atau heretic. Kebutuhan menjawab ajaran-ajaran yang unorthodox ini dibarengi dengan kesadaran bahwa tradisi oral yang mengandalkan memori tidaklah dapat bertahan lama, selain juga bahwa saksi-saksi pertama para rasul tidak akan tinggal bersama jemaat selamanya. Karena itulah injil-injil mulai ditulis, menambah koleksi surat-surat rasuli lainnya, yang sudah terlebih dahulu beredar dan diperbanyak di antara jemaat-jemaat. Dengan makin menguatnya ajaran-ajaran sesat dan makin meluasnya perkembangan Injil, maka muncul dua kebutuhan mendasar ditetapkannya kanon baru untuk mendampingi kanon PL dan dirumuskan kredo-kredo yang menjadi intisari pengajaran rasuli. Kanonisasi PB berlangsung melalui proses yang panjang, sampai akhirnya diputuskan dalam Konsili Carthage 419. Daftar yang muncul di konsili itulah yang kita miliki hingga sekarang, yang diakui oleh seluruh gereja Kristen. 100 CE 200 CE 250 CE 300 CE 400 CE Bagian-bagian yang berbeda dari PB ditulis pada masa ini namun belum terkoleksi dan didefinisikan sebagai “Kitab Suci.” Para bapa gereja Polikarpus, Ignatius, dll mengutip dari Injil-injili dan surat-surat Paulus, selain dari tulisan lain dan sumber-sumber oral. Surat-surat Paulus dikumpulkan pada akhir abad pertama. Matius, Markus dan Lukas dikumpulkan bersama-sama sekitar tahun 150 CE. PB di gereja Roma “Muratorian Canon” PB yang dipakai oleh Origenes PB yang dipakai oleh Eusebius Konsili Kartage 419 Empat injil Kisah Surat-surat Paulus Roma 1&2 Korintus Galatia Efesus Filipi Kolose 1&2 Tesalonika 1&2 Timotius Titus Filemon Yakobus 1&2 Yohanes Yudas Wahyu Yohanes Wahyu Petrus Kebijaksanaan Salomo Empat injil Kisah Surat-surat Paulus Roma 1&2 Korintus Galatia Efesus Filipi Kolose 1&2 Tesalonika 1&2 Timotius Titus Filemon 1 Petrus 1 Yohanes Wahyu Yohanes Empat injil Kisah Surat-surat Paulus Roma 1&2 Korintus Galatia Efesus Filipi Kolose 1&2 Tesalonika 1&2 Timotius Titus Filemon 1 Petrus 1 Yohanes Wahyu Yohanes kepengarangan diragukan Empat injil Kisah Surat-surat Paulus Roma 1&2 Korintus Galatia Efesus Filipi Kolose 1&2 Tesalonika 1&2 Timotius Titus Filemon Ibrani Yakobus 1&2 Petrus 1,2&3 Yohanes Yudas Wahyu Yohanes Dipakai untuk pribadi namun tidak untuk ibadah umum Diperdebatkan Diperdebatkan namun dikenal secara baik Dikeluarkan Gembala Hermas Yakobus 2 Petrus 2&3 Yohanes Yudas Gembala Hermas Surat Barnabas Pengajaran 12 Rasul Injil Ibrani Yakobus 2 Petrus 2&3 Yohanes Yudas Gembala Hermas Surat Barnabas Injil Ibrani Wahyu Petrus Kisah Petrus Didache Apakah kriteria yang dipakai untuk menentukan diterima tidaknya sebuah kitab? Setidaknya ada empat kriteria dasar Kerasulan. Sebuah kitab diterima sejauh terbukti meneruskan tradisi rasuli, yaitu para murid Yesus. Ortodoksi. Sekalipun harus diakui bahwa masing-masing kitab memiliki keunikan masing-masing yang membuat keseluruhan Alkitab berwujud sebuah “diversity”, namun diakui pula bahwa masing-masing Alkitab memiliki kesatuan unity yang berporos pada iman yang sama pada Kristus yang bangkit dan dimuliakan. Antiquity. Yang diakui adalah kitab-kitab yang lebih kuno atau yang paling dekat dengan peristiwa Yesus. Pemakaian dalam Komunitas. Hanya kitab-kitab yang dipakai secara meluas oleh jemaat yang dimasukkan ke dalam kanon. Joas Adiprasetya This entry was posted on September 12, 2010. It was filed under Alkitab and was tagged with Uncategorized. Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas. Sebagai seorang Kristen yang mengimani Alkitab adalah satu-satunya firman Tuhan, kita seharusnya tahu proses terbentuknya Alkitab. Mengapa Alkitab terdiri dari 66 kitab dan bukan 73 kitab atau 36 kitab? Apa yang menjadi tolak ukur sebuah kitab diilhamkan oleh Tuhan? Dan mengapa Talmud, Apokrifa dan Injil-injil Gnostik tidak masuk dalam Alkitab? Kita akan membahasnya dalam artikel pengkanonan Alkitab. Kanon berasal dari bahasa Yunani artinya patokan atau ukuran. Kanon Alkitab artinya "Alkitab adalah sebuah ukuran yang pasti atau sebuah patokan yang telah ditetapkan." Patokan Kebenaran yang Tuhan tetapkan untuk menilai segala sesuatu, dan tolak ukur sebuah ajaran dan perbuatan. Alkitab yang menjadi alat pengukur segala sesuatu termasuk ajaran gereja, tradisi, teologi, sains, filsafat, sejarah/arkeologi, seni, dsbnya. Karena Alkitab menjadi alat ukur benar dan salahnya segala sesuatu maka semua yang lain itu tidak bisa dijadikan ukuran untuk mengukur Alkitab karena Alkitablah yang mengukur Tuhan yang mengilhamkan Alkitab, maka Tuhan jugalah yang mengkanonkan Alkitab. Tidak ada kitab yang diilhamkan oleh manusia karena itu tidak ada manusia, teolog, rohaniawan gereja, apalagi sebuah konsili yang dapat mengkanonkan Alkitab. Dengan kata lain tulisan yang Tuhan Ilhamkan itulah yang Tuhan jadikan Patokan kanon kebenaran. Dan tulisan mana pun yang tidak Tuhan ilhamkan, itu bukan kanon patokan kebenaran.Saat tulisan yang diilhamkan diketahui, secara langsung kanon Alkitab sudah diketahui. Masalah kita adalah bagaimana kita mengetahui tulisan mana yang Tuhan ilhamkan? Di sini kita akan melihat tulisan-tulisan mana yang Tuhan Perjanjian Lama Ada beberapa kriteria tulisan yang diilhamkan dalam kitab Perjanjian oleh para nabi, dari Musa sampai Maleakhi. Tulisan-tulisan kitab-kitab yang diilhamkan dalam Perjanjian Lama sudah menjadi tolak ukur bagi bangsa Israel selama ribuan tahun. Kitab-kitab Perjanjian Lama sudah selesai ditulis 400 tahun sebelum kelahiran Kristus. Tuhan Yesus sebagai otoritas tertinggi mengakui ke-39 kitab ini dalam Lukas 2444 "...harus digenapi semua yang ada tertulis tentang Aku dalam kitab Taurat Musa dan kitab nabi-nabi dan kitab Mazmur".Para penulis kitab Perjanjian Baru, mengutip Perjanjian Lama sebagai firman Tuhan, bukan sebagai tulisan Perjanjian BaruAda beberapa kriteria untuk mengetahui kitab mana yang Tuhan ilhamkan dalam kitab Perjanjian oleh para Rasul. Tentu tidak semua tulisan para rasul Tuhan ilhamkan, tetapi tulisan yang Tuhan ilhamkan umumnya melalui seorang rasul. Penulis hidup sezaman dengan para rasul. Lukas bukanlah rasul tetapi tulisannya disetujui para rasul sebagai ilham dari Tuhan I Timotius 518.Ditulis antara tahun 50-98 27 kitab yang diterima oleh mayoritas Jemaat-jemaat Kristus pada abad pertama. 1 2 Lihat Humaniora Selengkapnya Claudia Jessica Official Writer Mengetahui sejarah pembentukan Alkitab menjadi sebuah buku yang kita kenal sekarang, akan membantu kita memahami bagaimana kuasa Allah bekerja dalam proses pembentukan Alkitab. Menolong kita untuk tidak mudah digoyahkan dengan pendapat yang mengatakan bahwa kitab orang Kristen yang ada saat ini telah menyeleweng. Tujuan Penyusunan Alkitab Alkitab disusun untuk menuntun orang Kristen dalam mengenal serta lebih menyelami kehendak Tuhan. Oleh sebab itu cara berdoa yang benar sangat penting dalam membaca ayat Alkitab. Agar sebagai pembaca kita dapat memahami apa yang ingin Allah sampaikan. Untuk inilah penyusunan Alkitab memakan waktu yang panjang, supaya kita dapat menelaah kehendak Allah sepenuhnya, dan dapat memberikan pandangan yang tepat akan apa yang Allah firmankan. Inilah pentingnya tujuan dan dasar penyusunan Alkitab yang sebaiknya tidak dilupakan, karena pada dasarnya Alkitab disusun dengan maksud memberikan tuntunan yang baik pada orang Kristen sepenuhnya. Alkitab adalah Firman Allah Alkitab adalah pernyataan khusus Allah kepada manusia. Alkitab adalah firman Allah dalam bentuk tulisan yang kualitasnya sama dengan firman Allah yang verbal. Karena Alkitab adalah Firman Allah, maka Alkitab memiliki natur Supranatural kekal dan ilahi. Dalam proses mewujudkan Firman yang kekal ini, Allah memilih cara yang natural atau alamiah. Prosesnya dengan cara memilih manusia sebagai penulis FirmanNya. Prosedur ini disebut dengan istilah "Allah mengilhami para penulis pilihanNya". BACA JUGA Cara Orang Kristen Menjawab Pertanyaan “Apakah Alkitab Masih Relevan di Zaman Ini?” Alkitab diilhamkan oleh Allah Alkitab adalah Firman Allah karena Alkitab diilhamkan oleh Allah sendiri. Pengilhaman merujuk pada aktivitas Roh Kudus yang mendorong, memimpin dan mengontrol para penulis Alkitab selama proses penulisan, sehingga tulisan mereka berotoritas dan tidak mengandung kesalahan. Ayat Alkitab yang menunjukkan pada kita bagaimana kita bisa memahami konsep pengilhaman. Terdapat dalam 2 Timotius 316, “Segala tulisan yang diilhamkan Allah memang bermanfaat untuk mengajar, untuk menyatakan kesalahan, untuk memperbaiki kelakuan dan untuk mendidik orang dalam kebenaran.” Di dalam ayat ini terdapat kata “diilhamkan”. Kata “diilhamkan” dalam banyak terjemahan bahasa Inggris diterjemahkan dengan kata dinafaskan Allah. Pada saat kata ini dipakai atau diterapkan di dalam tulisan Alkitab, maka penulis sedang mengajarkan sesuatu yang sangat penting, yaitu bahwa firman Allah yang diucapkan langsung oleh Allah di dalam sejarah atau yang diucapkan oleh Allah melalui para nabi dan para rasul adalah sama otoritasnya dengan firman Allah yang dituliskan di dalam Alkitab, karena apa yang dituliskan itu disebut dinafaskan oleh Allah. Jadi pengilhaman adalah karya Roh Kudus yang mendorong, memimpin dan mengontrol para penulis Alkitab, sehingga apa yang mereka tuliskan tidak mengandung kekeliruan dan kesalahan. Alkitab memiliki Otoritas BACA HALAMAN SELANJUTNYA ->Alkitab memiliki Otoritas Alkitab melibatkan partisipasi manusia, seperti di dalam Lukas 11-4, dimana Lukas berusaha mengumpulkan sumber dan berusaha untuk menyelidiki dan menyusunnya sedemikian rupa. Namun walaupun Alkitab ditulis oleh manusia, tetapi kita tidak boleh lupa bahwa Alkitab diilhamkan oleh Allah melalui pekerjaan Roh Kudus. Oleh karena itu, apa yang dituliskan di dalam Alkitab bersifat otoritatif dan normatif bagi hidup orang Kristen. Apa yang dituliskan bukan hanya menambah pengetahuan kita, tetapi juga mengatur kehidupan kita. Jadi pada saat dikatakan Alkitab berotoritas, hal itu berarti Alkitab berotoritas atas segala aspek kehidupan kita. Alkitab berbicara hanya untuk hal-hal yang sungguh-sungguh ingin ajarkan. Hal-hal itu bisa berkaitan dengan iman, etika, geografi, sejarah, filsafat, atau dengan apapun juga. Pada saat Alkitab benar-benar menyinggung dan benar-benar memaksudkannya seperti itu, maka apa yang ditulis dalam Alkitab adalah bersifat normatif bagi kita karena mengandung otoritas ilahi di dalamnya. Kiranya otoritas Alkitab membuat kita semakin tunduk dan semakin giat membacanya, karena kita tahu kita bisa memahaminya dan mendapat menfaat darinya sehingga kita bisa bertumbuh dan menyenangkan hati Tuhan. Alkitab memiliki kejelasan Apa maksud dari pernyataan Alkitab mengandung kejelasan? Kita perlu memahami bahwa Alkitab dituliskan Allah untuk semua umat Allah. Alkitab tidak dituliskan hanya untuk segelintir orang dengan pengetahuan teologi yang luar biasa atau untuk segelintir orang yang memiliki pengalaman luar biasa bersama dengan Tuhan. Tetapi Alkitab dituliskan untuk semua umat Allah, baik umat Allah di dalam Perjanjian Lama, Perjanjian Baru, maupun sekarang. Tidak semua dari mereka merupakan orang-orang yang hebat secara intelektual atau tinggi dalam pendidikan. Tetapi Alkitab ditulis sebagai sebuah kejelasan bagi semua orang. Alkitab memiliki karakteristik jelas karena memang dimaksudkan untuk semua umat Allah. Alkitab bisa menjadi bahan perenungan dan bahan studi yang sangat mendalam, sampai orang yang paling pintar sekalipun tidak bisa memahaminya. Tetapi Alkitab sekaligus juga bisa menjadi bahan bacaan yang begitu sederhana, sehingga orang-orang biasa pun bisa membaca dan mendapat manfaat dari Alkitab. Martin Luther pernah mengatakan bahwa khotbah yang baik adalah khotbah yang dapat dipahami oleh orang-orang yang berpikir intelek maupun orang-orang yang cara berpikirnya sederhana. Alkitab ditulis ribuan tahun Rentang waktu penulisan kitab–kitab yang kita kenal dalam Alkitab saat ini, memakan waktu sekitar 1500 tahun, dari tahun 1400 SM sampai tahun 100 M. Bahkan proses pembentukannya menjadi Alkitab seperti yang kita kenal saat ini, membutuhkan waktu sekitar 1800 tahun. Jika bukan karena kuasa Allah yang bekerja, maka mustahil terjadi pembentukan Alkitab yang membutuhkan waktu hampir 2000 tahun lamanya. Dan luar biasanya lagi, meski proses penulisan kitab–kitab itu terbentang dalam ribuan tahun, namun jika kita membaca secara teliti keseluruhan Alkitab, maka terlihat sangat jelas tentang kisah kasih Allah kepada manusia yang saling bertautan dari satu kitab ke kitab lainnya. Dengan mengetahui proses pembentukan Alkitab ini, menolong kita untuk tidak mudah digoyahkan dengan pendapat yang mengatakan bahwa kitab orang Kristen yang ada saat ini telah diselewengkan. Efesus 4 14 “Sehingga kita bukan lagi anak-anak, yang diombang-ambingkan oleh rupa-rupa angin pengajaran, oleh permainan palsu manusia dalam kelicikan mereka yang menyesatkan.” Pada artikel selanjutnya, kita masih akan membahas sejarah terbentuknya Alkitab kita. Stay tune ya! Sumber jawaban channel Halaman Tampilkan per Halaman

proses terjadinya alkitab disebut dengan